Outlook pertumbuhan global ekonomi pada tahun 2024 diprediksi menghadapi tantangan serius akibat berbagai faktor, termasuk ketidakpastian geopolitik dan perubahan iklim. IMF memperkirakan perlambatan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9% di tahun mendatang dari 3% pada 2023. OECD juga memprediksi penurunan pertumbuhan ekonomi global, dari 2,9% tahun ini menjadi 2,7% pada 2024, naik sedikit menjadi 3% pada 2025. Faktor-faktor seperti perubahan iklim, demografi, dan digitalisasi juga memengaruhi proses pemulihan ekonomi global. Ketidakpastian yang tinggi dalam dinamika perekonomian global memerlukan respons cepat terhadap perubahan situasi.
Meskipun kondisi global menantang, optimisme terkait pemulihan ekonomi Indonesia tetap kuat. Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya antisipasi terhadap berbagai skenario masa depan. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 bisa mencapai 4,7%—5,5% dan pada 2025 sekitar 4,8%—5,6%, angka yang relatif tinggi di tingkat global.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa fokus kebijakan BI di tahun 2024 akan berpusat pada stabilitas untuk mengendalikan inflasi dan nilai tukar Rupiah serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas di sektor moneter dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan akan menjadi fokus kebijakan, termasuk pendalaman pasar uang dan valas serta inklusi keuangan yang ramah lingkungan.
Kelima arah kebijakan tersebut akan diperkuat dengan sinergi kebijakan antara BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Penguatan ekonomi dan pengendalian inflasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga kewajiban pemerintah daerah yang memiliki peran penting dalam upaya ini.